i'm simple and very happy

Kamis, 05 Desember 2013

Pemikiran Aswaja (ahlussunnah wal jama'ah)

Saat Ibnu Sa'ud menguasai Arab Saudi dan Hijaz beliau mendeklarasikan paham tunggal yaitu Wahabi. Ibnu Sa'ud adalah salah satu pengagum pemikiran Syeikh Abdullah bin Abdil Wahab. Dalam salah satu asasnya, mereka menolak mengikuti ketundukan pada madzhab yang 4, dengan alasan menginginkan pemurnian Islam hanya pada Alquran dan hadist saja.

Asas inilah yang ditolak oleh KH. Hasyim Asy'ari. Beliau berpendapat dengan merujuk pada sebuah hadist dimana ummat Muhammad akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya 1 golongan yang selamat yaitu ahlussunnah wal jamaah. Dimana ahlussunnah wal jamaah yang dimaksud Nabi adalah "mereka yang mengikuti jalanku dan dan para sahabatku". Menurut KH. Hasyim, golongan ini adalah muslim yang tunduk pada sunnah Rasul, Khulfaur Rasyidin , dan menerima (taqlid) madzhab 4: Maliki, Hanafi , Syafi'i, dan Hambali.

Pandangan KH. Hasyim ini pada awalnya ditentang oleh golongan pembaharuan Islam (Islam modernis) seperti Muhammadiyah dan Syarikat Islam. Merekan menganggap taqlid kepada madzhab akan menghambat kemajuan dan pembaharuan agama, juga pembatasan atas kemerdekaan akal karena pintu ijtihad jadi tertutup.

Mengenai penentangan ini KH. Hasyim berpandangan pentingnya bermadzhab adalah saat mengikuti salah satu madzhab fiqih akan membawa manfaat dan maslahat yang tak terhitung. Sebab ajaran-ajaran Islam belum bisa dipahami tanpa dengan cara memindah Alquran dan hadist dengan cara-cara tertentu (istimbath) dan sangat hati-hati dengan berbagai displin ilmu agama. Maksudnya taqlid kepada generasi salaf, ulama yang terpercaya keilmuwanya yang mereka mendapatkan langsung dari generasi berikutnya sampai ke tabi'in, sahabat dan kanjeng Nabi Muhammad adalah keniscayaan.

Dalam hal ini pada awalnya memang taqlid buta, namun dalam kehidupan memang seyogyanya  seorang muslim harus terus menambah pengetahuan agama sehingga kapasitasnya akan meningkat menjadi taqlid umum (taqlid 'am); kokoh dengan pendapatnya sendiri namun tetap bersandar pada empat madzhab itu.


Dalam memahami ciri ahlussunnah wal jamaah itu ada hal. Pertama adalah Tawasuth, yaitu seorang muslim harus berbuat di tengah-tengah yaitu dengan cara moderat dalam memahami berbagai bidang keagamaan. Kedua Ta'adul, maksudnya adalah manusia harus menegakkan keadilan, termasuk adil terhadapa dirinya sendiri. Ketiga adalah Tawazun, yaitu seorang muslim harus menunjukkan kesinambungan dalam perbuatan mereka, selaras antara perbuatan dan perkataan. Dan yang terakhir adalah Tasamuth, yang maksudnya seorang muslim harus saling menghargai, tenggang rasa satu sama lain, termasuk dalam beda pendapat dan paham

End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar