Sedulur sekalian, saya tuliskan kembali pengalaman istri dan anak saya sewaktu naik angkot beberapa hari yang lalu. Semoga menambah khazanah keindahan hidup kita. Monggo dinikmati
Sejak kecil aku suka sains, berhitung, menghafal dan segala sesuatu yang logis. Tak heran aku pun mengedepankan logika dalam berpikir, tapi jangan dibandingkn dengan kaum adam lho ya.. klo dibanding kaum adam barangkali aku termasuk golongan irrasional :-D
Saking kirinya cara berpikir, sampai-sampai hari ini aku salah besar (yang nyadar hari ini, bisa jadi hari-hari yang lalu salahnya lebih gede tapi g ak nyadar alias pingsan... astaghfirullah). Jagoan kecilku sedang kehilangan mainan barunnya. Dia bercerita tadi ketiduran di angkot. Mainan ya digenggam pas turun angkot sudah nggak ada. Alih-alih membantu mencari, akujustru menyalahkan anakku, kenapa bawa mainan digenggaman, harusnya dimasukkan dalam tas supaya tidak jatuh waktu di angkot. Yah..beginilah aku emak-emak yang keburu esmosi gara-gara seringnya anak kehilangan mainannya entah dimana.
Tiba-tiba si kecil bilang: "ma didoakan aja yah". Aku jawab: "ya mana bisa kalau ketinggalan di angkot". Dia jawab: "lho dulu tak doakan bisa ketemu waktu ketinggalan di temane mama". Aku bilang: "kalau ketinggalan di angkot kan sopirnya gak kenal mama dan gak tahu itu punya siapa, bagaimana caranya ngembalikan? kalau ditemane mama kan mama bisa ambil lagi disana".
Tak berselang lama si om (adik laki-lakiku) nemuin tuh mainan di dalam rumah. Barangkali budhenya yang tadi ikut bersamaku ngebawain waktu di angkot. Seketika seperti petir menyambar di ubun-ubun. Aku sadar.. ini bukan hanya soal mainan, tapi ini soal iman. Seharusnya aku mendukung anakku berdoa, meskipun secara akal keinginannya itu bisa jadi tidak logis dan sulit tercapai. Toh sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Kalaupun tidak terkabul, seharusnya aku menjelaskan bahwa tiap doa yang terucap selalu didengar-Nya. Akan dikabulkan dalam bentuk lebih baik atau tersimpan sebagai pahala di surga. Tidak terkabulnya doa bisa juga jadi pertanda kurang bersungguh-sungguh doa atau karena banyaknya dosa, seperti apa yang diajarkan tauhid. Sayangnya itu tidak terucap dalam sepenggal dialog sore tadi.
Astagfirullah.. semoga itu tidak mengurangi iman dan cinta anakku kepada Tuhannya. Besok mama akan ceritakan hal yang indah tentang doa kepadamu nak, insyaallah. Semoga setelah ini Alah selalu mengaruniakan lurusnya lidah dan hati yang terpimpin iman bagi mama, ayah dan kita semua. Amin
PS: loving you whole of my life :-*