i'm simple and very happy

Rabu, 31 Desember 2014

Lintas Camera #9

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070, Asus Zenfone 6) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan aplikasi Android PicsArt, Instagram, Photo Editor, dan Google Photo. Enjoy....

Di bawah kaki langit

A photo posted by Agis Firdaus (@agis_firdaus) on

Menyongsong matahari terbenam di penghujung tahun 2015

A photo posted by Agis Firdaus (@agis_firdaus) on

Sabtu, 27 Desember 2014

Biarkan Anak-Anak Berhujan Ria!

Hujan...Semua anak kecil girang dan menyukai hujan. Hujan adalah karunia permainan tiada tara bagi anak-anak, berkecipak, mengguyur, bermain gelombang, berlarian di tengah derasnya air, berguling-guling, semuanya menyenangkan. Itulah hujan dari perspektif anak-anak.

Namun apakah orang dewasa khususnya orang tua memandang hal yang sama soal hujan? Hmm nampaknya tidak, termasuk saya hehehe...Saat anak kita meminta ijin bermain hujan bisa dipastikan reaksi orang dewasa akan melarangnya. Ya, tentu saja dengan alasan kalau main hujan bisa terserang penyakit, misalnya flu atau gatal-gatal. Bagaimana tidak, dengan lingkungan yang sekarang sudah banyak tercemar polusi tentunya air hujan jugan ikut tecemar. Bisa dari polusi udara ataupun pencemaran tanah. Air hujan dalam pandangan orang dewasa yang melek pengetahuan (tsaaah...) mengandung penyakit dan berbahaya.

Tapi bagaimana bermain hujan dalam ajaran Islam? Whatt? Ya benar, ternyata Islam mempunyai tuntunan dalam bermain hujan. Ck..ck..ck..sungguh luar biasa risalah ini. Tidak hanya syariat saja, bahkan skala kecil kehidupan pun ada tuntunanya. Subhanallah...

Oke, kembali ke laptop. Ternyata kita disunahkan untuk berbasah-basahan ketika hujan turun, serta mengeluarkan pakaian, perkakas, dan kendaraan agar terkena hujan. Demikian ujar Dr. Nashir ibn Abdurrahman Al Juda'i dalam At Tabarruk Anwa'uhu wa Ahkamuh. Ah apa iya memang seperti itu tuntunanya? Ternyata benar sodara-sodara. Suatu ketika Anas bin Malik r.a menyaksikan Rasulallah s.a.w menyingkap pakaianya ketika hujan turun. Lantas Anas bertanya: "Wahai Rasulullah kenapa engkau lakukan ini?" Beliau menjawab: " Sebab hujan itu diturunkan dari sisi Rabbnya".

Nah luar biasa bukan, namun kita harus bijak juga mengaplikasikan tuntunan main hujan ini. Bukan berarti setiap kali hujan turun kita mengeluarkan perabot rumah tangga untuk dimandikan air hujan, bayangkan jika TV LCD 24" anda diguyur hujan hahaha. Untuk anak-anak juga kita harus memperhatikan bagaimana kondisi hujan saat itu. Kalau memang hujan lebat disertai angin dan petir tentunya kita harus menjaga diri bukan malah menyuruh anak keluyuran di luar main hujan.

Oke sebagai penutup, dari abdullah bin abbas r.a menganjurkan supaya kita banyak berdoa saat hujan turun, karena pintu langit dibuka tatkala itu. Demikian juga apa yang dinasihatkan Nabi Muhammad s.a.w memerintahkan kita berdoa tatkala hujan turun: "Allaahumma Sayyiban Naafi'an". Ya allah jadikanlah hujan ini penuh kemanfaatan (HR. Bukhari).

Selamat menyambut bulan hujan, semoga kita dan keluarga dilindungi dari bencana hujan karena kelalaian manusia.Dan semoga saudara-saudara kita yang saat ini sedang tertimpa bencana diberikan perlindungan oleh Allah SWT. Amin...

Jumat, 26 Desember 2014

Amal Segaram

Namanya Uwais  Al-Qarni yang kata Muhammad Sang Rasul "mempunyai mata kebiruan, mudah bergaul, bahunya lebar, perawakanya sedang, kulitnya sawo matang, memelihara jenggot hingga ke dada, selalu mengarahkan pandangan ke arah sujudnya, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri, banyak membaca Al Quran, menangisi diri sendiri, memakai dua kain lusuh dan tidk peduli dengan kainya itu, berselimut dengan kain dari wol, tidak dikenal di antara penduduk bumi, tapi terkenal di antara penduduk langit, yang sekiranya bersumpah atas nama Allah tentu Allah akan mengabulkan apa yang dia ucapkan dalam sumpahnya".
Singkat cerita, Umar dan Ali r.a begitu terkesima mendengar petunjuk Rasul mulia tersebut dan segeralah mereka mencari Uwais hingga selama 10 tahun sampai akhirnya menemukanya hanya untuk minta didoakan oleh Uwais. Sungguh menakjubkan....

Allah menyembunyikan kekasih-Nya di antara manusia, sebagaimana Dia menyembunyikan Lailatul Qadar di antara malam-malam bulan Ramadhan yang istimewa.Semua malam di bulan Ramamadhan memang istimewa, tapi yang paling dahsyat hadirnya rahasia. Hanya dikenali dari tanda-tanda yang tak seorang pun mudah memastikanya.

Begitu juga manusia, saat dia hanya berorientasi ketuhanan dalam setiap amal ibadahnya, maka Allah lah yang dengan sendirinya akan mengangkat derajat kemuliaanya berlipat-lipat. Tidak peduli apakah itu menteri, camat, lurah, guru TK, tukang sapu jalan, atau sekedar tukang becak.

Selayaknya garam


Apapun masakanya pasti akan membutuhkan campuran dari zat ini. Garam itu kecil, lembut, tidak berwarna, bening, namun peranya amatlah sangat krusial. Garam tidak minta dilebih-lebihkan, justru kalau dia berlebihan dan menonjol maka rusaklah tatanan dan komposisi masakan. 

Kebaikan sekecil dan sebesar apapun tidak perlu ditonjolkan, karena bisa jadi bukan itu ukuran yang bikin Tuhan senang dan Ridho. Maka biarkanlah amalan dan perilaku kita bertabur dan mengalir seperti layaknya garam, tersembunyi tapi sangat berarti

Lintas Camera #8

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070, Asus Zenfone 6) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan aplikasi Android PicsArt, Instagram, Photo Editor, dan Google Photo. Enjoy....

Langit di atas muara

A photo posted by Agis Firdaus (@agis_firdaus) on

Rabu, 17 Desember 2014

Lintas Camera #7

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070, Asus Zenfone 6) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan aplikasi Android PicsArt, Instagram, Photo Editor, dan Google Photo. Enjoy....

Gerobak Tua by: Samsung GT-I9070

A photo posted by Agis Firdaus (@agis_firdaus) on

Rabu, 03 Desember 2014

Lintas Camera #6

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
Pasar rakyat, kampung Muara Pantuan, delta Mahakam, Kaltim by @agis_firdaus
Instagram by @agis_firdaus
Next stage... by @agis_firdaus

Lintas Camera #5

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
My boy and Bumbelbee by @agis_firdaus
Bamboo, heritage of Indonesia by @agis_firdaus
Rain showering.... by @agis_firdaus
This is what I call " semangat pagi" ^_^ by @agis_firdaus

Lintas Camera #4

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
dua generasi *two generation* by @agis_firdaus
My backyard... by @agis_firdaus
Star on earth by @agis_firdaus
Curios makes smart by @agis_firdaus

Lintas Camera #3

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
Sumur tuwo by @agis_firdaus
Two days ahead I'll huge you all by @agis_firdaus
Buka bersama Yayasan Al Uswah Tuban by @agis_firdaus
Everyone goes wet :-) by @agis_firdaus

Lintas Camera #2

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
#Independence_day by @agis_firdaus
Nongkrong.... by @agis_firdaus
Rajungan Manunggal, Tuban. Serasa njilat dinamit gan ! by @agis_firdaus
Suplemen otak bulan ini. Semoga bisa berbagi dengan sedulur semuanya lewat kutipan-kutipan ringan nantinya by @agis_firdaus

Lintas Camera #1

Sedikit narsis hasil jeprat-jepret saya. Murni hasil jepretan kamera HP (Lenovo A369i,Samsung GT-I9070) dan Lenovo IdeaTab S6000. Diedit dengan menggunakan aplikasi PicsArt, Instagram, dan Google Photo. Enjoy....
#Independence_day by @agis_firdaus
Nelayan berangkat melaut menjemput rizqi #sea #activity #humble #blessing #fisherman #berkah #laut #morning #nature_inside #nature #alam #perahu #boat #photoart #instanesia #instaRol #instagram by @agis_firdaus
#keceriaan dan #kebahagiaan #anak-anak di antara #segar nya #alam by @agis_firdaus
Menggali #makna #hidup dari #lelaki #berwibawa yang #sederhana by @agis_firdaus

Senin, 01 Desember 2014

Manusia Cuaca


Saya menyebutnya manusia cuaca, maksud saya bukan manusia yang bisa survive di segala cuaca. Melainkan roda nasib dan pergiliran hidup manusia itu layaknya seperti pergiliran cuaca. 
Sesuai dengan foto yang saya ambil, pada suatu pagi di TN.Charlie, delta Mahakam, Kalimantan Selatan saat para nelayan berangkat melaut menjemput rizqi. Pagi yang sangat cerah,sejuk, dan tenang. Amat sangat membawa damai dan kesyahduan bagi siapa saja yang melihat dan merasakan suasana pagi itu. 
Di foto pada postingan sebelumnya, saya menampilkan foto yang saya ambil saat cuaca di delta Mahakam begitu tidak bersahabat. Angin kencang diiringi hujan menambah kengerian kondisi pada saat itu. Betapa dahsyat seandainya Sang Maha Perkasa mau mendatangkan badai besarnya untuk memberi pelajaran bagi manusia. 
Itulah yang saya maksud pergiliran cuaca, sedemikian juga pergiliran roda kehidupan manusia. Kadang menggemberikan dan cerah seperti kondisi pada pagi itu; begitu nyaman dan mendamaikan. Pada saat berikutnya bias berubah begitu drastic menjadi bdai dahsyat yang menakutkan, mencekam, dan suram. 

“…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya ada kesulitan ada kemudahan” (QS.96:6-7). Sebuah kalimat kepastian, tidak ada makna sama sekali kalau setelah kesulitan “mungkin” atau “bisa jadi” atau “seandainya” atau “dengan syarat” akan ada kemudahan. Tapi dengan jelas disebutkan di sana kepastian akan datangnya kemudahan. 
Begitulah manusia cuaca bagi saya, hatinya teguh dan garang segarang badai saat menghadapi kesusahan karena sangat yakin setelah itu akan dating kesejukan, ketenangan, dan kedamaian pagi dalam kehidupan.


Sabtu, 29 November 2014

Pada Suatu Ketika...

                                   
Foto ini saya ambil di Delta Mahakam, tepatnya saat saya melintasi Rig Raissa di TN.I. Mendung tebal dan kelam saat itu memang sedang gencar-gencarnya, karena memang saat ini berhembusnya angin barat yang membawa hujan.

Saat ini saya bekerja di TOTAL E&P Indonesia, di blok Mahakam, Kutai Kertanegara, Kaltim. Foto ini pada saat saya ambil, bagi saya sekelam dan semendung nasib perpanjangan kontrak TEPI di tahun 2017, apakah tetap dipegang oleh TEPI atau diambil alih Pertamina. Semuanya masih misteri, masih tarik ulur.

Sama misterinya pada suatu ketika nanti, entah lima, sepuluh, dua puluh lima, atau bahkan lima puluh tahun lagi saat saya membuka kembali dan membaca blog ini. Bagaimana hidup saya, keluarga saya, dan teman-teman saya, dan negri Indonesia ini. Atau bahkan pada suatu ketika itu apakah saya masih sempat untuk membaca kembali postingan ini atau tidak, artinya apakah saya masih hidup atau sudah meninggal.

Itulah misteri tuhan yang membikin kita selalu tergerak adrenalinya untuk terus berbuat kebaikan, menanam kemslahatan, dan beinvestasi manfaat untuk sesama manusia. Tentunya ini anugrah dari Gusti Allah bagi mereka yang berpfikir, begitu dalam al quran.

Saya hanya berdoa kepada Gusti Allah, jika rezeki yang bisa saya nikmati saat ini bisa membawa kemanfaatan dan kemslahatan bagi banyak orang, semoga Dia mengizinkan saya tetap seperti saat ini. Jika saya tidak punya ilmu yang bisa ditebarluaskan manfaatnya bagi manusia lain, semoga gusti allah mengizinkan saya menebar kemanfaatan dengan harta yang dianugrahkan melalui rizki saya dan keluarga. Amin...



Manusia adalah Makhluk Lupa

Selain sifat unsun yang berarti jinak, dan nausun yang berarti terus bergerak, dalam kata insan juga terkandung sifat nisyan yang bermakna lupa. Maka dalam kehambaanya kepada Allah, manusia sangat perlu diingatkan. Pengingat-pengingat itu diatur sedemikian rupa oleh Tuhan sedemikian sempurna dan ciamiknya.

Ada yang ditegur dengan bisnis yang hancur, ada yang disapa dengan duka lara, ada yang disentuh dengan keluarga runtuh, ada yang dipecat karena Tuhan berkehendak supaya manusia makin mendekat, dan tuhan menginginkan manusia berlutut dengan ujian maut.

Maka bagi setiap makhluk dalam setiap jejak lapis-lapis keberkahan hidupnya, amatlah indah apa yang pernah diucapkan Ibnu Rajab Al-Hambali: "jika tak mampu berlomba dengan orang-orang salih dalam ibadahnya, saingilah para pendosa dalam istighfarnya"

#LapisLapisKeberkahan
#SalimFillah

Kamis, 06 November 2014

Imu duniawi Vs. Ilmu Agamawi


Salah satu kemunduran ilmu pengetahuaan pada abad IV hijriyah menurut telaah Al Ghazali adalah karena adanya benturan ilmu pengetahuan. Para ahli ilmu duniawi saling ejek dengan para ahli ilmu agamawi, di antaranya sebutan "budak duniawi" bagi yg tidak mendalami ilmu fiqh atau syariat. Dan sebutan "munafik" bagi yg tidak mendalami ilmu pengetahuan umum, karena dianggap menjual ilmu agama untuk kekuasaan, misalnya menjadi hakim syariat pemerintahan. 

Pandangan cerdas dikemukakan Al Ghazali. Beliau mengambil contoh ahli fiqh harus menghargai ilmu lain. Sebab urusan ibadah pun tak bisa lepas dari ilmu lain di luar ilmu fiqh. Bagi orang berpenyakit pencernaan, misalnya, dokterlah yang akan menjadi mufti apakah orang ini boleh atau tidak melaksanakan ibadah puasa. Demikian juga saat mengambil pandangan soal pakaian, di sini perlu wawasan fiqh apakah pakaian tersebuat layak bagi seorang muslim dalam menutupi aurat dan sah tidaknyanya beribadah

Menjadi Rabbani adalah mengalimkan diri, mendalami banyak hal. Atau setidaknya saat mempelajari hal yang khusus tetap menaruh perhatian dengan wawasan umum yang luas dari berbagai ilmu. Terobosan besar tidaklah muncul dari satu ilmu, tetapi merupakan titik temu dari berbagai macam pandangan ilmu.
Manusia Rabbani hendaknya juga berjuang mendalam sebagai seorang faqih, sebab ada tuntutan nyata untuk menghubungkan segala fenomena alam dan kejadian sehari-hari dengan kekuasaan Tuhan.

Source: Lapi-Lapis Keberkahan, Salim A. Fillah

Minggu, 05 Oktober 2014

Qurbankan Hatimu

Cerita ini adalah true story dari orang dekat saya. Monggo disruput....

Seorang ibu berniat menjual cincin yang baru dibelinya beberapa bulan lalu, katanya untuk beli kambing supaya bisa ikut qurban Idul Adha. Dia mengutarakan niatnya pada anaknya, lantas si anak berfikir kalau dijual di toko emas pasti rugi nanti, "biar aku aja yang beli", ujar anaknya dalam hati. 

Singkat cerita, dibelilah cincin itu oleh anaknya dengan uang hasil menjual cincin mahar si anak ditambah uang hasil jualan baju.

Idul Adha tiba, sang ibu akhirnya bisa membeli kambing dengan uang cincin yang yang telah dibeli anaknya, ditambah sedikit uang tabungan yang ada. Dan di tempat lain, si anak juga bisa membeli kambing untuk qurban dengan menggadaikan cincin yang telah dibeli dari sang ibu ditambah juga sedikit uang simpananya. 

Luar biasa, satu cincin untuk dua kambing qurban! Subhanallah, Allah maha mengatur perputaran nasib dan rizqi manusia. Saya mengambil hikmah bagaimana sebenarnya hakikat berqurban. Kalau dari pendapat ulama Indonesia yang pernah saya baca, di antaranya oleh Ustd. Mudzofar Al Jufri dan Ustdz. Ahmad Sarwat, ibadah qurban itu nilai hikmahnya adalah menyembelih hewan qurban itu sendiri,titik!. 

Nah hewan qurban tentunya tidak murah harganya, saat ini harga 1,5 juta adalah yang paling murah untuk seekor kambing. Sehingga bagi saya benang merahnya, berqurban adalah bagaimana kita memanage keikhlasan. Nilainya bagaimana kita mengurbankan sesuatu saat rezeqi kita lapang, atau bahkan saat dompet serasa sempiiit sekali hehe. Seorang teman bilang, saat sebelum Idul Adha rizqinya sedang lapang bahkan sampe bingung tabunganya buat apa (busyeet). Nah begitu hari raya Idul Adha datang entah bagaimana tabunganya jadi mepet. Nah disinilah perlu pengorbanan untuk menjadi ikhlas. Bersedekah saat duit banyak, rizqi lapang itu biasa. Bersedekah saat tabungan mepet itu baru luar biasa. Tapi ingat, asal ikhlas dan tidak riya`

Selamat menata hati kawan...

Minggu, 28 September 2014

Nganggur itu Pilihan

Pada awal-awal ketika asisten rumah tangga kami memutuskan untuk pensiun dini (hehe..) merupakan hal berat yang harus kami terima. Kami membayangkan bagaimana beratnya mengatur tumah tangga tanpa bantuan asisten a.k.a pembantu. Rumah berantakan karena mainan anak-anak, ngemong, nyuci,  masak (bukan aku tapi istri he..), bersih-bersih dan....seabrek pekerjaan rumah tangga yang lain.

Yah hal ini karena pekerjaanku yang terpaksa harus ninggal keluarga selama 2 minggu, selain itu juga anak pertamaku yang hyperaktif dimana memerlukan perhatian dan tenaga ekstra.

Tapi ternyata hal itu hanya berat di awal-awal saja, ya karena selama ini kami terlena dengan buaian adanya pembantu. Namun setelah kami bertekad dan berkomitmen ternyata memang berat hahaha. Tidak bisa dipungkiri memang berat mengurus rumah tangga. Namun yang menguatkan kami adalah kepuasan bisa mengelola segala pekerjaan rumah tangga dengan tangan kami sendiri. Satu hal lagi yang bisa menjadi hiburan kami adalah sugesti. Ya sugesti “seni”. Maksudnya bagaimana? Maksudnya, kalau rumah berantakan karena anak-anak bermain jadikanlah itu nilai seni di dalam rumah, seni abstrak wahahaha. Yang penting anak-anak senang, ceria, dan kerasan di rumah.

Benar saja, anak-anak lebih kerasan di rumah, maen di luar gak pernah lama, pulang lagi maen di rumah. Dan anak-anak tetangga ternyata juga pada maen ke rumah, jadilah seperti taman bermain hehe...

Nah dari sini aku mengambil hikamh, saat aku off duty libur 2 minggu di rumah mengerjakan segala hal, mulai nyuci, bersih-bersih, memperbaikai bagian-bagin rumah yang rusak, menata rumah, mendekor ulang, mencari trik efektif (life hack) menata barang-barang membuatku jadi sangat sibuk. Hidup jadi lebih bermutu dan bermanfaat. Jadinya kalau ada orang yang menganggur, bagiku dia sendiri yang memutuskan jalan hidup tanpa mengerjakan apa-apa. Karena sebenarna kesibukan dan aktifitas yang bisa kita kerjakan itu saking banyaknya bahkan melebihi waktu 24 jam rotasi hidup kita perhari. Kalau tidak percaya silahkan coba sendiri hehe...Coba cari apa saja yang bisa dikerjakan niscaya tidak akan terasa kalau waktu akan berputar begitu cepat.


Selain itu, dengan mengerjakan sendiri pekerjaan rumah bisa melatih anak sadar kebersihan, kedisipilinan, dan tanggung jawab. Dan yang paling penting, kita mempunyai quality time yang optimal bersama anak-anak. Setelah mereka bermain, kita minta mereka untuk belajar merapikan mainanya denga bantuan kita. Nah dari sinilah kedekatan akan terbentuk.


Selamat menyibukkan diri dengan kesibukan yang positif dan bermanfaat, dan...lihat apa yang akan terjadi!

Jumat, 02 Mei 2014

Pengorbanan Ibu melindungi Anaknya dari Pembantaian

Pada saat terjadi tragedi pembantaian di Westegate Mall Nairobi tahun lalu, seorang ibu melakukan hal yang sangat berani, dunia tidak akan pernah melupakan hal ini. Namanya adalah Faith Wambua-Luedeling, dia sedang bersama anak laki-laki dan perempuanya saat seseorang mulai menembak membabi buta di Mall itu.

Dia mendekap anaknya di lantai sambil seolah-olah bermain "orang mati" ketika tembakan terus diberondongkan penembak. 

"Kita hanya berbaring di lantai. Ada saat ketika aku bisa mendengar selongsong peluru berjatuhan ke lantai di dekat kami. Kami bisa mencium aroma mesiu dan kami sangat ketakutan", ucapnya pada NBC News

meskipun faith sangat takut dan ngeri, tapi dia berusaha sebisanya agar anak-anaknya selamat. Fotographer jurnalis New York Times, Tyler Hicks, berhasil mengabadikan Faith yang sedang melindungi anaknya.

Lebih dari 60 orang terbunuh pada kejadian itu oleh Al Shabaab, seorang oknum dari grup teroris yang bermarkas di Somalia. Faith dan kedua anaknya bersembunyi selama lebih dari 5 jam berbaring di lantai. Dia bernyanyi dengan lembut untuk kedua anaknya seiring alunan musik di Mall tersebut, demi menjaga kedua anak mereka tetap tenang.

Sungguh luar biasa, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua

Jumat, 25 April 2014

Idealisme Politik Islam

Oleh: Tiar Anwar Bachtiar
(Peserta Program Kaderisasi Ulama BAZNAS-DDII; Ketua Umum PP Pemuda Persis)

“Tidak ada seorang hamba pun yang diamanahi untuk memimpin rakyat oleh Allah, lalu ia mati dan pada saat mati ia berkhianat pada rakyatnya, kecuali Allah Swt. mengharamkan surga baginya,” demikian sabda Rasulullah Swt. (HR Muslim; bab Fadhîlah Al-Imâm Al-‘Âdil wa ‘Uqûbatuhu).

Politik adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia, sekalipun bukan satu-satunya yang paling utama. Masih banyak bidang lain dalam kehidupan manusia yang juga tidak kalah penting dibandingkan dengan politik. Akan tetapi karena dalam praktiknya selalu penuh dengan intrik dan melibatkan orang banyak secara kolosal, politik menjadi terlihat lebih menarik dan hingar bingar sehingga seolah-olah politik merupakan segala-galanya dalam kehidupan manusia.

Hal seperti itu wajar terjadi mengingat politik dalam kenyataan yang kita saksikan berkait erat dengan kekuasaan. Para ahli bahkan menyebutnya sebagai suatu fenomena a constrained use of social power (penggunaan kekuasaan sosial secara paksa) (Goodin and Hens Dieter Klingemann. A New Handbook of Political Sicence. hal. 7). Sementara kekuasaan itu sendiri ada di mana-mana, bahkan dalam diri setiap orang. Ketika kekuasaan itu dipertemukan dengan kekuasaan lain, maka terjadilah saling desak kekuasaan hingga terjadi negosiasi dan kesepakatan siapa yang boleh menggunakan kekuasaannya—secara paksa—dan siapa yang harus menerima dikuasai orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran apabila politik selalu akan ramai diperbincangkan. Itu pula yang menyebabkan para pakar banyak yang menyebut bahwa inti dari kegiatan politik adalah soal kekuasaan.

Kalau ditanyakan tujuan apa yang ingin dicapai dengan berpolitik di dalam Islam, jawaban normatif yang disepakati hampir semua ulama segera dapat kita tulis. Tujuan tersebut adalah:pertama, ingin menegakkan Islam (himâyah al-dîn) dan kedua, mewujudkan kesejahteraan umat (ri’âsah syu’ûn al-ummah). (Rasyid Ridha. Al-Khilâfah aw Al-Imâmah Al-‘Uzhmâ. hal. 35; Shalah Al-Shawi. Al-Wajîz fi Fiqh Al-Khilâfah. hal. 5.) Tujuan politik dalam Islam sama sekali tidak memberi ruang bagi pragmatisme pribadi dan kelompok. Politik digunakan bukan untuk menumpuk keuntungan pribadi; juga bukan untuk menegakkan kepentingan kelompok (‘ashabiyyah). Hanya dua yang boleh mendapatkan manfaat dari kegiatan politik, yaitu “agama” dan “rakyat”.

Oleh sebab tujuan politik yang begitu mulia, Imam Ghazali menyebutnya para pemegang kekuasaan ini sebagai orang yang mendapat nikmat yang besar. Tidak ada nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. melebihi kenikmatan memegang kekuasaan. Dengan kekuasaan politik yang dipegang, seseorang dapat menjadi orang yang diutamakan oleh Allah Swt. untuk masuk surga. Di mata Allah, para penguasa memiliki derajat yang mulia dan lebih dicintai. Dikatakan oleh Rasulullah Swt., “Adilnya seorang raja dalam sehari lebih dicintai oleh Allah Swt. daripada ibadah tujuh puluh tahun.” (Abu Hamid Al-Ghazali. Al-Tibr Al-Masbûk fî Nashîhah Al-Mulûk. hal. 18)

Tentu saja nikmat yang besar bagi para pemegang kekuasaan itu sepanjang ia dapat berlaku adil. Pemimpin yang zhalim, justru ia akan berubah menjadi musuh Allah Swt., bukan lagi kekasih-Nya. Musuh-musuh Allah Swt. adalah mereka yang tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya. Penguasa yang tidak mensyukuri nikmatnya adalah penguasa yang zhalim dan korup. Bagi mereka Allah menyediakan siksa yang amat berat. “Tidak ada seorang hamba pun yang diamanahi untuk memimpin rakyat oleh Allah, lalu ia mati dan pada saat mati ia berkhianat pada rakyatnya, kecuali Allah Swt. mengharamkan surga baginya,” demikian sabda Rasulullah Swt. (HR Muslim; bab Fadhîlah Al-Imâm Al-‘Âdil wa ‘Uqûbatuhu).

Ini menunjukkan bahwa wilayah politik adalah wilayah yang kedudukannya bisa sangat mulia. Politik di dalam Islam menempati posisi yang penting, asal politik dipergunakan sesuai track-nya, yaitu untuk menjaga tegaknya agama dan menyejahterakan rakyat. Betapa tidak mulia. Para politisi ini akan bekerja bukan untuk kepentingannya, melainkan untuk kepentingan orang lain; dan terutama untuk kepentingan agama Allah Swt. Betapa mulianya orang yang memegang pekerjaan ini. Oleh sebab itu, politisi yang tidak bekerja sesuai dengan akadnya sebagai politisi, dia dinamakan “pengkhianat”. Dia mengkhianati amanah Allah Swt. dan amanah rakyat sekaligus. Dosanya pun tidak kepalang tanggung, sama seperti pahalanya.

Pentingnya posisi politik bahkan diletakkan hanya satu garis di bawah kerasulan. Ketaatan kepada pemagang posisi politik tertinggi (ulil-amri) harus diberikan setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya (QS Al-Nisâ’ [4]: 59). Sekalipun ketaatan ini bersyarat, yaitu sepanjang tidak bertentangan dengan ketaatan pada Allah dan rasul-Nya, namun pernyataan secara khusus tentang posisi ulil-amri ini menyatakan bahwa politik adalah sesuatu yang amat penting dan memiliki kedudukan yang tinggi. Oleh sebab itu pula, memisahkan Islam—sebagai agama—dengan politik adalah perbuatan sia-sia. Selain amat mustahil, juga tidak sesuai dengan karakter ajaran Islam yang syâmil-mutakâmil.

Selain memuji sebagai pekerjaan yang sangat penting, Islam juga mengingatkan bahwa memegang posisi politik adalah memegang posisi yang penuh fitnah. Dalam sebuah hadis yang tercantum dalam Sunan Al-Nasâ’i bab Ittibâ’ Al-Shaid dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw. pernah mengatakan, “Siapa yang tinggal di hutan dia akan kering (dari informasi; kurang pergaulan); siapa yang mengikuti binatang buruan, dia akan lalai; dan siapa yang mengikuti (dekat-dekat) penguasa, dia akan terkena fitnah.” Al-Suyûthi menyebut bahwa yang dimaksud“terkena fitnah” dalam hadis tersebut adalah “hilangnya agama” atau “dikhawatirkan sudah tidak lagi memperhatikan agamanya, karena ingin mendapatkan keridhoan penguasa.” (Al-Suyuthi. Syarh Sunan Al-Nasâ’i. Jil. 6 hal. 50.)

Berdekat-dekatan dengan penguasa saja dapat menimbulkan fitnah yang besar, yaitu hilangnya agama, apalagi menjadi penguasa. Menjadi penguasa secara psikologis memang membuat orang cenderung merasa dirinya paling segalanya sehingga tidak sedikit yang lupa daratan. Ini terlihat saat yang bersangkutan kehilangan posisi dan kedudukannya. Tidak sedikit yang mengidap penyakit kejiwaan yang sering disebut post power-syndrom. Oleh sebab itu, tanpa bekal keimanan, keilmuan, dan mental baja, banyak orang yang terjerumus dalam kubangan dunia politik. Mereka terjerumus dalam lumpur dosa akibat mengkhianati amanah yang dipikulnya. Kesempatan untuk berkhianat pada amanah sangat terbuka lebar bagi mereka yang memegang kekuasaan. Tidak salah pula dalam konteks ini apabila politik dikatakan sebagai suatu medan yang high risk high value.

Dari sini dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa Islam tidak menempatkan politik sebagai sesuatu yang tidak perlu didekatkan dengan agama. Justru dalam pandangan Islam, politik harus didasarkan pada agama. Agama harus menjadi landasan pertama dan utama dalam politik. Sekali politik dijauhkan dari agama, maka pada saat itulah politik akan menjadi lading perebutan kekuasaan yang sangat barbarian. Satu sama lain akan saling membunuh untuk mendapatkan kekuasaan. Seandainya pun ada mekanisme-mekanisme lahiriah seperti yang diciptakan dalam demokrasi modern, tanpa landasan agama mekanisme-mekanisme apapun tetap akan dikapitalisasi untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan tetap akan menjadi lahan untuk saling menghancurkan satu sama lain, bukan untuk menegakkan niat dan cita-cita politik sesungguhnya.

Hal lain yang menarik dari pandangan Islam tentang politik ini adalah bahwa penekanan utama masalah politik ada pada penguasa dan kekuasaannya itu. Sementara mengenai urusan teknis dalam politik seperti sistem pemilihan, pembuatan struktur kekuasaan dan birokrasi pemerintahan serta persoalan-persoalan teknis lainnya tidak diatur secara rigid. Para yuris Muslim diberi keleluasaan untuk berijtihad didasarkan pada prinsip-prinsip umum ajaran dan hukum Islam. Ini menunjukkan bahwa wilayah politik praktis memiliki keluasan ruang kreatif bagi umat Islam sehingga dimungkinkan dapat terus berinovasi mengikuti perubahan dan perkembangan zaman.

Sekalipun Islam memberikan keleluasaan dalam berijtihad menentukan hal-hal teknis dalam berpolitik praktis, namun tentu hal-hal prinsip dalam Islam tidak boleh berlaku dalam politik Islam. Misalnya bahwa politik Islam harus dilandaskan pada prinsip tauhid yang meletakkan supremasi pengaturan kehidupan kepada Allah Swt., termasuk kehidupan politik. Hak prepogatif tidak diberikan pada “kebebasan manusia” sebagaimana filsafat politik yang berlaku saat ini, melainkan kepada ketundukan manusia pada Allah Swt. Oleh sebab itu, penghormatan terhadap hak-hak individu sebagaimana dikenal dalam ketentuan hak asasi manusia yang menjadi prinsip umum sistem politik demokrasi harus diletakkan setelah pengakuan terlebih dahulu atas hak-hak Allah Swt. atas hambanya. Prinsip ini berimplikasi pada kesadaran untuk mendahulukan wahyu dalam mengatur persoalan politik daripada keinginan dan akal manusia. Bila suatu hal diperintahkan atau dilarang secara qoth’i oleh wahyu, maka itulah yang didahulukan sekalipun bertentangan dengan keinginan dan kesenangan manusia.

Politik yang bertauhid juga sudah pasti tidak akan bersetuju dengan sekularisme dalam berpolitik. Sekularisme menghendaki politik steril sama sekali dari intervensi agama. Politik harus murni sebagai hasil negosiasi antar-manusia dan menghasilkan kebijakan-kebijakan politik yang disepakati para pendukungnya. Kalaupun agama menjadi bagian dari urusan manusia, maka “agama”-lah yang diurus oleh politik dan bukan sebaliknya. Agama yang dimaksud bukan agama sebagai ajaran, melainkan agama sebagai kepentingan manusia sehingga harus diatur oleh politik. Dalam hal ini agama menjadi objek, bukan subjek dalam politik. Sekularisme dalam politik adalah bentuk lain dari syirik modern yang dipraktikkan dalam berpolitik. Politik Islam pasti akan menghindari sejauh-jauhnya perilaku semacam ini.

Sebagaimana tujuan utama yang telah dijelaskan di atas, politik Islam pun harus menjadi kekuatan yang dapat menegakkan dan melindungi syariat-syariat Allah Swt. dalam berbagai aspek. Tidak boleh ada usaha-usaha manusia yang dibiarkan menolak, merusak, dan menghancurkan syari’at Allah Swt. ini. Kekuatan politik Islam adalah kekuatan politik yang harus menjalankan fungsi amar ma’rûf dan nahyi munkar. Tentu saja fungsi itu dasarnya adalah ketentuan ma’rûf dan munkar yang berlaku dalam ajaran Islam. Walhasil, politik Islam adalah anasir pelindung utama tegaknya ajaran-ajaran Islam; sambil pada saat yang sama politik Islam adalah alat untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Wallâhu A’lamu bi Al-Shawwâb.

Sumber: http://insistnet.com/idealisme-politik-islam/?subscribe=success#blog_subscription-2 

Senin, 31 Maret 2014

Timur Leng Bukan Pahlawan Islam; 11 Fakta Kesadisanya

Timur Leng adalah cucu sang penakluk Jengis Khan. Timur Leng adalah penakluk terakhir dan terhebat yang pernah dikenal di dunia. Pada akhir dasawarsa abad ke-14, dia menyapu Asia di hadapan pasukan yang ganas, menghancurkan kota, dan membantai musuh. Membuatnya amat ditakuti di seluruh Asia, afrika, dan Eropa.

Meski seorangh muslim, dia tidak melihat kontradiksi antara pertumpahan darah dan Islam. Perubahan sikap dari pembantaian di medan perang pada suatu hari dan renungan tenang di masjid atau kuil di hari berikutnya. Hal ini tidak menimbulkan pertentangan moral dalam dirinya.





1. Sekian hari setelah menyerah Delhi sedemikian dahsyat sehingga kota ini membutuhkan waktu satu abad untuk pulih, dia berkuda dengan tenang ke masjid Indah di sungai jumna untuk memanjatkan rasa syukur atas kemenanganya.

2.    Di Baghdad, saat tentaranya menyelesaikan 120 menara tengkorak, saat sungai Tigris merah karena darah dan udara tercium tengik akibat mayat yang membusuk, Timur mengunjungi makam imam Abu Hanifah, salah satu imam madzhab yang mulia untuk berdoa memanjatkan rasa syukur atas kemenanganya.

3.  Saat menaklukan Sultan Bayazid penguasa Turky Ustmani, pasukanya membasmi tentara bayazid dengan pasukan pemanah hingga tubuh mereka seperti landak. Pasukan Timur menyapu tentara Ustmani mdengan sesuka hati, memenuhi kolan dan rawa dengan darah dan tubuh mereka, dan Sultan Bayazid ditangkap, diikat, serta dikurung seperti burung dalam sangkar.

4.  Pada invasinya ke wilayah Khawarizmi di bawah kekuasaan Husain Sufi terjadi peperangan yang dahsyat. Setelah hancur lebur kotanya, semua lelaki di daerah tersebut disembelih, istri dan anak perempuan dijebloskan ke perbudakan. Kota dijarah dan dibakar habis.   

5.    Pemeluk islam tidak menghalangi mereka dari keganansan Timur Leng, Dia menerjang bersama pasukanya melintasi daerah yang sekarang menjadi Turki, Iran, Irak, Suriah, Azerbaijan, Uzbekistan, Afganistan, Turkmenistan, Tajikistan, Kirgistan, Kazakastan, Pakistan, dan India. Pasukanya menebar kematian pada para pembaca Alquran.

6.    Pada tahun 1383 di kota Isfizar dua ribu orang ditumpuk dan disemen hidup-hidup ke dinding tanah liat dan batu bata.

7.    Di kota Isfahan, kota suci Persia, 70.000 orang di bantai pada tahun 1387. Dinasti Abbasyiah juga hancur lebur di tangan dingin Timur leng. Di kota Baghdad, pada tahun 1401 membantai 90.000 manusia, kepala mereka disemen ke dalam 120 menara



8.  Tak hanya orang islam saja yang menjadi korban keganasan Timur Leng, penganut Kristen, Yahudi, dan Hindu merasakan nasib yang tragis juga. Pada tahun 1398, tidak lamam sebelum terjun dalam medan perang melawan sultan muslim di Delhi, dia memerintahkan untuk membunuh 100.000 tahanan yang sebagian besar beragama hindu. Dua tahun kemudian, dia memerintahkan penguburan hidup-hidup 4.000 orang Armenia di Sivas.

9.    Kejatuhan Mazandaran pada tahun 1382 diikuti tindakan brutal pasukan Tumur Leng. Amir Wali, sultan dari Mazandaran ditangkap hidup-hidup dan kepalanya dipenggal lantas dibawa ke singgasana Timur sebagai bentuk penghoramatan kepada moyangnya; Jengis Khan.


10. Setahun kemudian, Isfizar (kota di sebelah selatan Heart) membayar pemberontakanya dengan kengerian. Sebanyak 2.000 penduduknya dijadikan tahanan. Bukanya menghukum mati langsung, Timur memilih menjadikan mereka sebagai contoh bagi kaum pemberontak. Menara dibangun, tahanan dimasukkan hidup-hidup lalu ditumpuk dan disemen dengan batu bata, sehingga penduduk malang tersebut menjadi monumen untuk bangsa lain yang ingin memberontak.


11.  Zaranj, salah satu kota di Afganista merupakan kota yang subur yang dikenal sebagai taman Asia. Timur Leng menghancurleburkan tanpa ampun, mengirim pasukan pencabut nyawanya kemudian meratakan kota, tidak meninggalakan sebatang pohon atau dinding satu pun sampai tidak ada jejak yang tersisa. Penggilingan, lahan pertanian, irigasi dihancurkan. Tak lama kemudian, daerah yang dulunya hijau subur ini menjadi padang pasir.

Jumat, 21 Maret 2014

Politik itu Gas Beracun

Kalau ada yang bilang politik itu kotor, maka layak disamakan dengan gas beracun. Gas beracun itu tabiatnya akan mengisi suatu rungan dimana udara bersih terhambat untuk memasukinya. Dalam terminologi HSE (Health, Safety, and Environment) disebut convined space (ruang tertutup). Maka perlakuan untuk membersihkan gas beracun di dalam ruang tertutup itu adalah dengan mengalirkan udara bersih ke dalamnya secara terus menerus selama beberapa lama.

Seperti itulah logika politik bagi saya. Politik itu kotor bukan given, tabiat alam. Tapi kotornya politik itu karena sedikitnya orang baik yang mau terlibat dalam kancah politik. Inilah tabiat alamnya, siapa dan mentalitas seperti apa yang mayoritas itulah yang akan mengambil kendali. Lantas bagaimana merubah paradigma politik yang kotor? Sama dengan logika gas beracun di atas, orang baik dengan kapabilitas yang baik pula harus banyak-banyak nyemplung dan terlibat ke dalamnya. Dengan keterlibatan dan kinerja orang-orang baik itulah paradigma politik Isnyaallah akan tergeser. 

Tindakan golput bagi sebagian orang barangkali adalah pilihan karena pesimisme terhada anggota dewan dan parpol yang selama ini dicitrakan negatif. Ya tidak bisa dipungkiri memang, bahkan partai yang mengaku berasaskan Islam-pun tak lepas dari kasus dan citra negatif seperti itu. Namun golput bukanlah solusi, itu hanya sebatas pelarian diri sesaat. Tindakan golput hanya akan membuka akses semakin lebar saja bagi parpol atau legislator penjual negara semakin melenggang ke tampuk kekuasaan negara. Orang yang pesimis dan melihat suram dengan kondisi perpolitikan saat ini boleh saya bilang justru itulah orang-orang yang masih tercerahkan, yang punya keresahan dengan carut marutnya ekonomi dan pemerintahan. Nah kalau orang-orang semacam ini justru tidak menggunakan hak pilihnya maka akan diisi dengan orang-orang pragmatis yang tergadai nuraninya dengan selembar uang 50.000 atau bahkan 20.000 saja. Sungguh miris!

Kalau Anda menganggap semua partai ini buruk, minimal pilihlah yang terbaik dari yang buruk itu menurut Anda. Selamat menikmati demokrasi kawan :-) 

Jumat, 28 Februari 2014

Biarkan Iman Berbicara Lebih Lantang dari Logika

Sedulur sekalian, saya tuliskan kembali pengalaman istri dan anak saya sewaktu naik angkot beberapa hari yang lalu. Semoga menambah khazanah keindahan hidup kita. Monggo dinikmati
Sejak kecil aku suka sains, berhitung, menghafal dan segala sesuatu yang logis. Tak heran aku pun mengedepankan logika dalam berpikir, tapi jangan dibandingkn dengan kaum adam lho ya.. klo dibanding kaum adam barangkali aku termasuk golongan irrasional :-D
Saking kirinya cara berpikir, sampai-sampai hari ini aku salah besar (yang nyadar hari ini, bisa jadi hari-hari yang lalu salahnya lebih gede tapi g ak nyadar alias pingsan... astaghfirullah). Jagoan kecilku sedang kehilangan mainan barunnya. Dia bercerita tadi ketiduran di angkot. Mainan ya digenggam pas turun angkot sudah nggak ada. Alih-alih membantu mencari, akujustru menyalahkan anakku, kenapa bawa mainan digenggaman, harusnya dimasukkan dalam tas supaya tidak jatuh waktu di angkot. Yah..beginilah aku emak-emak yang keburu esmosi gara-gara seringnya anak kehilangan mainannya entah dimana.
Tiba-tiba si kecil bilang: "ma didoakan aja yah". Aku jawab: "ya mana bisa kalau ketinggalan di angkot". Dia jawab: "lho dulu tak doakan bisa ketemu waktu ketinggalan di temane mama". Aku bilang: "kalau ketinggalan di angkot kan sopirnya gak kenal mama dan gak tahu itu punya siapa, bagaimana caranya ngembalikan? kalau ditemane mama kan mama bisa ambil lagi disana". 
Tak berselang lama si om (adik laki-lakiku)  nemuin tuh mainan di dalam rumah. Barangkali budhenya yang tadi ikut bersamaku ngebawain waktu di angkot. Seketika seperti petir menyambar di ubun-ubun. Aku sadar.. ini bukan hanya soal mainan, tapi ini soal iman. Seharusnya aku mendukung anakku berdoa, meskipun secara akal keinginannya itu bisa jadi tidak logis dan sulit tercapai. Toh sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Kalaupun tidak terkabul, seharusnya aku menjelaskan bahwa tiap doa yang terucap selalu didengar-Nya. Akan dikabulkan dalam bentuk lebih baik atau tersimpan sebagai pahala di surga. Tidak terkabulnya doa bisa juga jadi pertanda kurang bersungguh-sungguh doa atau karena banyaknya dosa, seperti apa yang diajarkan tauhid. Sayangnya itu tidak terucap dalam sepenggal dialog sore tadi.
Astagfirullah.. semoga itu tidak mengurangi iman dan cinta anakku kepada Tuhannya. Besok mama akan ceritakan hal yang indah tentang doa kepadamu nak, insyaallah. Semoga setelah ini Alah selalu mengaruniakan lurusnya lidah dan hati yang terpimpin iman bagi mama, ayah dan kita semua. Amin

PS: loving you whole of my life :-*