i'm simple and very happy

Senin, 01 Desember 2014

Manusia Cuaca


Saya menyebutnya manusia cuaca, maksud saya bukan manusia yang bisa survive di segala cuaca. Melainkan roda nasib dan pergiliran hidup manusia itu layaknya seperti pergiliran cuaca. 
Sesuai dengan foto yang saya ambil, pada suatu pagi di TN.Charlie, delta Mahakam, Kalimantan Selatan saat para nelayan berangkat melaut menjemput rizqi. Pagi yang sangat cerah,sejuk, dan tenang. Amat sangat membawa damai dan kesyahduan bagi siapa saja yang melihat dan merasakan suasana pagi itu. 
Di foto pada postingan sebelumnya, saya menampilkan foto yang saya ambil saat cuaca di delta Mahakam begitu tidak bersahabat. Angin kencang diiringi hujan menambah kengerian kondisi pada saat itu. Betapa dahsyat seandainya Sang Maha Perkasa mau mendatangkan badai besarnya untuk memberi pelajaran bagi manusia. 
Itulah yang saya maksud pergiliran cuaca, sedemikian juga pergiliran roda kehidupan manusia. Kadang menggemberikan dan cerah seperti kondisi pada pagi itu; begitu nyaman dan mendamaikan. Pada saat berikutnya bias berubah begitu drastic menjadi bdai dahsyat yang menakutkan, mencekam, dan suram. 

“…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya ada kesulitan ada kemudahan” (QS.96:6-7). Sebuah kalimat kepastian, tidak ada makna sama sekali kalau setelah kesulitan “mungkin” atau “bisa jadi” atau “seandainya” atau “dengan syarat” akan ada kemudahan. Tapi dengan jelas disebutkan di sana kepastian akan datangnya kemudahan. 
Begitulah manusia cuaca bagi saya, hatinya teguh dan garang segarang badai saat menghadapi kesusahan karena sangat yakin setelah itu akan dating kesejukan, ketenangan, dan kedamaian pagi dalam kehidupan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar